MAHASISWA DAN POLITIK PRAKTIS

KENDARI_10 FEBRUARI 2024- Di tahun 2024 ini adalah moment Pemilu mulai dari legislatif hingga eksekutif, pemilu dalam prspektif mahasiswa adalah pesta,Tetapi dalam prespektif para figur adalah perjudian.
Sebagaimana di katakan oleh Harold Wilson Bahwa "Seminggu adalah waktu yang lama dalam politik"
Sudah pasti ada pemaknaan khusus dari apa yang di sampaikan oleh mantan perdana mentri britania raya tersebut,
Jika di telaah dari kaca mata saya bahwa hari ini jurus yang paling ampuh untuk merubah segalanya dalam politik adalah Uang,
Gaya politik pencitraan telah lewat 10 tahun di masa pemerintahan Pak jokowi dodo,
Lalu pertanyaannya, apakah mahasiswa hari ini akan terjun ke dalam politik praktis,.?
Pertama,. Jika mahasiswa terlibat dalam politik praktis sebagai pelaku dalam politik praktis itu apakah idealisme orang tersebut mampu menyesuaikan dengan realita nasional terkait dampak daripada politik praktis yang semakin kotor.
Yang kedua, jika mahasiswa tersebut menjadi penonton dalam politik praktis tersebut,apakah ia tidak akan mendapatkan intervensi dari berbagai macam pihak tidak termasuk kebutuhan secara finansial dan lain-lainnya,.
Moment ini akan menjadikan mahasiswa mahasiswa memilih antara dua jenis pemimpin yang mendominasi kursi pertarungan, yang pertama adalah ia yang bergagasan atau ia yang beruang,.
Sudah tentu terbagi kelompok juga dalam lingkup mahasiswa,antara ia yang mampu menolak money politic ataupun ia yang menjadi pelaku dalam tindakan money politic,
Keduanya mempunyai pembenaran tersendiri dalam praktiknya.
Selain daripada kedua pembenaran itu tidak ada pembenaran atas tindakan money politic dalam suatu tindakan politikc,justru keinginan kita bersama adalah politik gagasan tanpa sentimen dan tindakan-tindakan melawan hukum yang dapat merusak demokrasi bangsa..

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONGRES GmnI DAN KEPENTINGAN YANG TERSTRUKTUR

TIGA DINAS DAN KEPOLISIAN TIDAK MAMPU MENANGANI KELOMPOK PREMAN YANG MELAKUKAN BONGKAR MUAT ILEGAL DI SALAH SATU PELABUHAN DI WAKATOBI

25 ANGGOTA DPRD WAKATOBI TIDAK BERKANTOR, MASYARAKAT DI PERHADAPKAN DENGAN GEDUNG KOSONG